Arsip Blog
Kisah Ayah, Anak dan Keledai
Apa kabar semua…
Wiihh.. lama bgt gak posting artikel gara-gara banyak kesibukan diluar.. maklum habis ujian skripsii.. 😀
kali ini sy mau posting artikel filsafat hidup.. ya walopun ini cerita lama gpp deh semoga masih bisa mengubah cara pandang kita setelah membaca cerita ini…
Cerita ini mengisahakan Ayah, Anak dan Keledai
OKE langsung aja… CeKidot….
Suatu hari seorang ayah mengajak anaknya pergi keluar kota untuk berdagang bersama dengan keledainya. Dia percaya bahwa pendidikan terbaik adalah gabungan antara teori dan praktik sekaligus. Sang ayah menginginkan anaknya tau apa yang dikerjakan oleh ayahnya setiap hari, bagai mana perjuangan dan kerja keras sang ayah setiap harinya untuk mencari nafkah, diharapkan anak mendapatkan pelajaran bahwa mencari uang itu tidak mudah sehingga ia akan menghargai jerih payah orang tuanya serta agar hidup bertanggung jawab dan tidak berfoya – foya.
Di awal perjalanan, sang ayah dan anak naik keledai tersebut bersama-sama, sampai pada suatu tempat dimana banyak kerumunan orang disana. Salah seorang disana kemudian berkata, “Alangkah malangnya nasib keledai itu, tubuhnya yang kecil dinaikin oleh dua orang sekaligus”.
Mendengar perkataan itu, sang ayah kemudian turun sementara anaknya masih di atas keledai. Mereka kemudian berjalan lagi, hingga bertemu kerumunan orang lagi. Salah satu diantara mereka kemudian berkata, “Alangkah durhakanya anak tersebut, membiarkan ayahnya berjalan di siang terik seperti ini”.
Mendengar perkataan itu, si anak bergegas turun dan meminta ayahnya untuk naik ke atas keledai. Mereka pun melanjutkan perjalanan hingga bertemu kerumunan orang berikutnya, dan salah seorang diantara mereka berkata, “Betapa teganya orang tua ini, membiarkan anaknya yang masih kecil jalan kaki”.
Mendengar perkataan orang ini, sang ayah kemudian turun dan memutuskan untuk melanjutkan perjalanan bersama anaknya dengan berjalan kaki.
Ketika mendekati pasar, mereka kembali bertemu dengan segerombolan orang sambil cekikikan melihat mereka dan orang itu berkata, “Bapak dan anak ini sungguh gila.Punya keledai tidak dinaiki, malah dituntun. Kenapa keledainya tidak digendong saja sekalian?. Benar-benar ada orang yang sedemikian bodohnya didunia ini. Sungguh mereka jauh lebih bodoh dai si keledai.”
Dari cerita diatas dapat kita ambil kesimpulan dan makna yaitu ” Whatever We Say, Whatever We do , people will a laways find something to say..“
“Hidup haruslah punya pendirian. Telinga memang berfungsi untuk mendengar, tapi otak kita bertugas untuk menyaring semua yang tertangkap oleh panca indra kita, termasuk oleh pendengaran. Sementara hati kita punya tugas untuk menimbang,merasakan mana yang tepat dan benar, mana yang tidak.
Gimana Ceritanya…????
😀
Ada yang mau berkomentar???:D
semoga bermanfaat yaa……
KISAH INSPIRATIF “Kisah Empat Lilin”
Ada 4 lilin yang menyala, Sedikit demi sedikit habis meleleh. Suasana begitu sunyi sehingga terdengarlah percakapan mereka.
Yang pertama berkata:“Aku adalah Damai. Namun manusia tak mampu menjagaku: maka lebih baik aku
mematikan diriku saja!”
Demikianlah sedikit demi sedikit sang lilin padam. Yang kedua berkata: “Aku adalah Iman. Sayang aku tak berguna lagi. Manusia tak mau mengenalku, untuk itulah tak ada gunanya aku tetap menyala.”
Begitu selesai bicara, tiupan angin memadamkannya. Dengan sedih giliran Lilin ketiga bicara:
”Aku adalah Cinta. Tak mampu lagi aku untuk tetap menyala. Manusia tidak lagi memandang dan mengganggapku berguna. Mereka saling membenci, bahkan membenci mereka yang mencintainya, membenci keluarganya.”
Tanpa menunggu waktu lama, maka matilah Lilin ketiga.
Tanpa terduga… Seorang anak saat itu masuk ke dalam kamar, dan melihat ketiga Lilin telah padam. Karena takut akan kegelapan itu, ia berkata: “Ekh apa yang terjadi?? Kalian harus tetap menyala, Aku takut akan kegelapan!”
Lalu ia mengangis tersedu-sedu. Lalu dengan terharu Lilin keempat berkata: Jangan takut, Janganlah menangis, selama aku masih ada dan menyala, kita tetap dapat selalu menyalakan ketiga Lilin lainnya:
“Akulah H A R A P A N.”
Dengan mata bersinar, sang anak mengambil Lilin Harapan, lalu menyalakan kembali ketiga Lilin lainnya.
Apa yang tidak pernah mati hanyalah H A R A P A N.
yang ada dalam hati kita….dan masing-masing kita semoga dapat menjadi alat, seperti sang anak tersebut, yang dalam situasi apapun mampu menghidupkan kembali Iman, Damai, Cinta dengan HARAPAN-nya!