Category Archives: Seputar Pelabuhan

Teluk Lamong Solusi Zero Waiting Time

teluk lamongSampai saat ini, masih ada satu keinginan mitra kerja yang belum bisa dipenuhi PT Pelindo III. Yakni menerapkan zero waiting time (tidak antre). Penyebabnya, kapasitas teminal di Pelabuhan Tanjung Perak mulai terbatas. Antrean penuh menjadikan kapal harus menunggu untuk merapat di pelabuhan.

Saat ini kapasitas petikemas di Pelabuhan Tanjung Perak sekitar 2,1 juta TEU’s. Pada 2013, arus petikemas telah mencapai 2,9 juta TEU’s. Prediksi tahun 2014 ini mencapai lebih dari 3 juta TEU’s. ’”Harus ada langkah kongkrit untuk mengantisipasi itu.

Dipersiapkanlah terminal petikemas baru yakni Terminal Teluk Lamong, Pelabuhan Tanjung Perak. Terminal ini direncanakan beroperasi pada semester 2 tahun 2014.

Kapasitas yang tersedia 1,6 juta TEU’s dan 10,3 juta ton untuk curah kering. Investasi yang dikeluarkan PT Pelindo III untuk pembangunan terminal itu pada tahap pertama mencapai Rp 3,4 triliun. Dana tersebut diambilkan dari internal kas perusahaan dan pinjaman perbankan.

Djarwo menegaskan, pengelolaan terminal ini menggandeng banyak pihak. Salah satunya Organda yang dilibatkan dalam transportasi angkutan. ’’Yakni angkutan berbahan bakar gas,’’ papar dia.

Sesuai komitmen awal, terminal ini dibangun dengan konsep ramah lingkungan. Sehingga tranportasi angkutan tidak menggunakan solar. Jika ditelaah lebih lanjut, ada keuntungan dengan menerapkan konsep itu. Perusahaan lebih menghemat sebab, biaya gas lebih murah dibanding bahan bakar minyak (BBM).

Penghematan itu bisa berdampak pada efisiensi produksi. Sehingga perusahaan bisa lebih besar menyerap keuntungan dari hasil produksi tersebut.

Djarwo meyakini, teminal petikemas Teluk Lamong, Pelabuhan Tanjung Perak ini akam menjadi grand terminal. Pengaturan sistem pelayanan sebaik mungkin diyakini mampu menyelesaikan persoalan yang kerap menjadi keluhan. Sehingga Pelabuhan Tanjung Perak bertambah pesat di kemudian hari. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang semula 6,55 persen ikut terdongkrak dengan sendirinya.

sumber : majalahdermaga

POTRET PELABUHAN INDONESIA

Semangat pagi para kaula muda… 😀
jadi kayak Dodit Mulyanto (stand up comedy):P

Seperti yang kita ketahui ” Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan/atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi”

Pada postingan kali ini saya gak akan bahas apa – apa, cuma saya sekedar ingin share gambar / foto dari Pelabuhan dimana tempat saya bekerja dan mencari sesuap nasi ,  😀 . Mungkin untuk foto pelabuhan yang saya share kali ini lebih ke pelabuhan barang, dimana kegiatan utama yang dilakukan adalah bongkar ataupun muat barang jenis General Cargo dan Curah Kering yang mana jenis barangnya berupa : Steel Coil , Wirerod, Steel Pipe ataupun barang dalam kemasan seperti box (peti). Barang ini biasanya dihandle menggunakan alat seperti : Harbour Mobile Crane (HMC) yang dilengkapi dengan Grab ataupun sling , selain itu dibantu juga dengan alat -alat laiiny berupa : Hover , excavator / Loader maupun Forklift.

Oke langsung aja dilihat Sebagian kecil pemandangan dari potret Pelabuhan Indonesia kita…

alat berat

harbour mobile crane

 

wirerod

 

sunset diatas kapal

sunset diatas hover

 

sunset dipelabuhan

Jenis – Jenis Waktu Tunggu ( Waiting Time ) Di Pelabuhan

bongkar muat general caargoBaik atau tidaknya sistem majamen transportasi sebuah pelabuhan, dapat dilihat dari waktu tunggu sebuah kapal untuk merapat. Semakin banyak waktu yang dibutuhkan sebuah kapal untuk merapat berarti sistem menajeman transportasi pelabuhan tersebut masih kurang baik, sebaliknya bila semakin sedikit waktu yang diperlukan oleh sebuah kapal untuk merapat (atau bahkan dapat langsung merapat tanpa harus membuang waktu untuk menunggu) berarti sistem manajemen transportasi pelabuhan tersebut sudah baik. Menurut (Hermaini Wibowo, 2010) waktu tunggu (waiting time) kapal untuk merapat adalah waktu tunggu yang dikeluarkan oleh Kapal untuk menjalani proses kegiatan di dalam area perairan Pelabuhan, bertujuan untuk mendapatkan pelayanan sandar di Pelabuhan atau Dermaga, guna melakukan kegiatan bongkar dan muat barang di suatu Pelabuhan. Misalnya, Kapal yang tengah mengantri di perairan Lampu I mengajukan permohonan sandar kepada pihak pelayanan kapal di pelabuhan setempat pada pukul 10.30 WIB. Kemudian petugas pandu datang menjemput Kapal pukul 11.30 WIB maka Waiting Time nya selama 1 jam. Jadi keterlambatan selama 1 jam dapat dikatakan Read the rest of this entry

Alat Bantu Bongkar Muat

Apa kabar semua..
kali ini aya akan berbagi ilmu mengenai proses bongkar muat barang di pelabuhan, dimana dalam proses ini sangat diperlukannya alat guna menunjang proses kegiatan ini berlangsung.
Oke langsung aja kita bahas mengenai alat bantu dalam proses ongkar muat.

<<<cekidoT>>>

Alat Bantu bongkar muat diartikan sebagai alat bantu yang dapat dipakai untuk kelancaran kegiatan membongkar barang dari kapal ke darat atau sebaliknya. Dengan pemakaian alat bantu bongkar muat yang sesuai dengan jenis barang yang akan dibongkar atau dimuat, maka kinerja akan lebih efektif dan efisien.

Alat bantu bongkar muat dibagi dalam 2 (dua) kelompok, yaitu :

A. Kelengkapan alat bantu bongkar muat pada kapal;

B. Kelengkapan alat bantu bongkar muat di pelabuhan

alat bongkar muat

A. Kelengkapan alat bantu bongkar muat pada kapal

Dalam proses bongkar muat, kapal dilengkapi dengan beberapa alat yang berfungsi untuk membantu dalam pekerjaannya. Alat-alat ini berfungsi untuk mempermudah kegiatan bongkar muat, dan juga untuk menjamin keselamatan dari barang yang diangkutnya. Adapun beberapa alat yang dimaksud adalah:

1. Ramp door

Alat ini umumnya terdapat pada kapal jenis RORO (Roll On Roll Out), merupakan jenis kapal yang diperuntukkan untuk mengangkut berbagai jenis kendaraan. Fungsi dari Ramp Door ini adalah sebagai jembatan penghubung antara dermaga dan kapal. Ramp door umumnya terletak pada haluan atau buritan kapal, saat merapat di dermaga ramp door akan membuka kebawah layaknya gerbang benteng pertahanan zaman ksatria berkuda. Saat ramp door terbuka, maka kendaraan akan keluar dari lambung kapal, layaknya anak-anak arwana yang baru menetas keluar dari mulut induknya.

rump door

 

 

 

 

 

2. Crane Kapal (Ship Gear)

Alat ini biasanya terletak dibagian tengah kapal, berfungsi untuk mengangkat cargo dari palka kapal, kemudian dipindahkan ke dermaga. Lengan dari crane kapal harus cukup panjang, sehingga dapat memindahkan dari palka ke dermaga. Sistem yang digunakan pada crane kapal serupa dengan crane pada umumnya, yakni menggunakan kabel baja, dengan motor sebagai penggeraknya dan berbagai ukuran pully sebagai pemindah dayanya.

crane kapal

3. Hook crane

Hook terletak pada ujung kabel crane, dan berfungsi untuk dikaitkan pada beban atau muatan.

hook crane

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

4. Jala-jala kapal

Fungsinya tidak kalah penting dalam proses bongkar muat barang. Jala-jala kapal berfungsi dalam kegiatan bongkar muat bag cargo, box cargo, dsb. Jala-jala di hamparkan kemudian cargo diletakkan diatas jala-jala, lalu jala-jala ditutup dan dikaitkan pada hook crane.

jala jala

 

 

 

 

 

 

 

 

 

5. Spreader

Kegunaannya amat bermanfaat untuk meningkatkan produktivitas bongkar muat. Spreader tersedia dengan berbagai kegunaan, yaitu spreader untuk petikemas, spreader beam untuk general cargo, dan clamp untuk curah kering. Dengan menggunakan spreader, kecepatan bongkar muat akan meningkat, ex:  spreader beam dapat mengangkat dua jala-jala lambung sekaligus sekali angkat. Namun pada hakekatnya, penggunaan spreader harus disesuaikan dengan SWL (Safe Working Load) pada setiap crane.

spreader

B. Kelengkapan alat bantu bongkar muat di pelabuhan

Dalam kegiatannya, upaya bongkar / muat kapal atau biasa disebut stevedoring menggunakan alat bantu untuk mempercepat prosesnya.  Adapun peralatan yang digunakan diantaranya :

1. Mobile Crane

Mobile Crane adalah alat bongkar muat berbentuk truk yang menggendong crane pada punggungnya. Continue Reading

Pelabuhan Benoa Dibanjiri Kapal Pesiar

kapal pesiarSurabaya-Manajemen PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) (Pelindo III) memastikan pada bulan Februari ini akan ada sembilan kunjungan kapal pesiar ke Pelabuhan Benoa, Bali.  Hal itu disampaikan oleh General Manager Pelindo III Cabang Benoa, Iwan Sabatini, Selasa (12/2).

“Kami sudah mendapat konfirmasi kepastian kedatangan sembilan kapal pesiar itu melalui agen-agen mereka di Indonesia,” jelas Iwan saat dihubungi lewat telepon.

Sembilan kapal pesiar yang akan singgah itu adalah Sevenseas Voyager, Pasific Venus, Silver Shadow, Silver Whisper, Selebrity Soltice, Rotterdam Cruise, Artania, Clipper Odyssey, dan Zegrahn Expedition

Menurutnya, sembilan kapal pesiar tersebut merupakan bagian dari 29 rencana kunjungan kapal pesiar ke Pelabuhan Benoa.  Tahun 2012 lalu, Pelabuhan Benoa mendapat kunjungan 35 kapal pesiar.

“Bali masih menjadi tujuan utama bagi kapal pesiar, walaupun jika dilihat dari rencana kunjungan tahun 2013 memang lebih sedikit dari realisasi kunjungan kapal pesiar tahun 2012 lalu, akan tetapi bisa saja jumlah tersebut bertambah atau bahkan berkurang,” tambahnya.

Sementara itu, manajemen Pelindo III sendiri telah mencatat akan ada 94 kunjungan kapal pesiar di seluruh wilayah kerja Pelindo III pada tahun 2013.  Jumlah tersebut lebih banyak jika dibandingkan dengan tahun 2012 lalu yang hanya 92 kapal pesiar. Secara nasional, tercatat akan ada 305 rencana kunjungan kapal pesiar yang akan masuk ke suluruh wilayah Indonesia.

Melihat kunjungan kapal pesiar yang semakin meningkat, Ketua Tim Kapal Pesiar Pelindo III, Sumitro Agus Budiarto menjelaskan bahwa saat ini Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif telah berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan untuk menyiapkan sepuluh pelabuhan sebagai pintu masuk kapal pesiar ke wilayah Indonesia.

Sepuluh pelabuhan itu meliputi Pelabuhan Benoa (Bali), Pelabuhan Celukan Bawang (Bali), Pelabuhan Lembar (Nusa Tenggara Barat), Pelabuhan Soekarno Hatta (Makassar Sulawesi Selatan), Pelabuhan Tanjung Tembaga (Probolinggo Jawa Timur), Pelabuhan Sabang (Aceh), Pelabuhan Tanah Ampo (Bali), Pelabuhan Tanjung Emas (Semarang Jawa Tengah), Pelabuhan Tanjung Perak (Surabaya Jawa Timur), dan Pelabuhan Tanjung Priok (Jakarta).

“Dari sepuluh pelabuhan yang disiapkan, tujuh diantaranya berada dalam wilayah kerja Pelindo III,” jelas Sumitro.

Selama tahun 2012 lalu, Pelindo III membukukan pendapatan dari kunjungan kapal pesiar sebesar Rp12 miliar.  Jumlah tersebut jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan tahun 2011 yang hanya sebesar Rp7 miliar.

 

sumber: http://www.majalahdermaga.com/articles/2013/02/12/februari-pelabuhan-benoa-dibanjiri-kapal-pesiar

kri dewa ruci

KRI Dewaruci adalah kapal latih bagi taruna/kadet Akademi Angkatan Laut, TNI Angkatan Laut. Kapal ini berbasis di Surabaya dan merupakan kapal layar terbesar yang dimiliki TNI Angkatan Laut. Nama kapal ini diambil dari nama dewa dalam kisah pewayangan Jawa, yaitu Dewa Ruci.

Kapal berukuran 58,5 meter dan lebar 9,5 meter dari kelas Barquentine ini dibangun di H.C. Stulchen & Sohn Hamburg, Jerman dan merupakan satu-satunya kapal layar tiang tinggi produk galangan kapal itu pada 1952 yang masih laik layar dari tiga yang pernah diproduksi. Pembuatan kapal ini dimulai pada tahun 1932, namun terhenti karena saat Perang Dunia II galangan kapal pembuatnya rusak parah. Kapal tersebut akhirnya selesai dibuat pada tahun 1952 dan diresmikan pada tahun 1953.

Dewaruci dibuat pada tahun 1952 oleh H.C. Stulchen & Sohn Hamburg, Jerman Barat, pertama diluncurkan pada tanggal 24 Januari 1953, dan pada bulan Juli nya dilayarkan ke Indonesia oleh taruna AL dan kadet ALRI. Setelah itu KRI Dewaruci yang berpangkalan di Surabaya, ditugaskan sebagai kapal latih yang melayari kepulauan Indonesia dan juga ke luar negeri.

KRI Dewa Ruci ini memiliki ukuran Panjang total 58,30m, Lebar lambung 9,50m , Draft 4,50m . Bobot mati 847 ton.

Kapal ini memiliki 3 tiang utama yaitu tiang BimaYudhistira dan Arjuna serta memiliki 16 layar.

16 layar dengan luas total 1091 m2, serta selain menggunakan layar, KRI Dewaruci juga menggunakan mesin 986 PK Diesel sebagai alat gerak dengan satu propeler berdaun 4. Kecepatan penuh 10,5 knot dengan mesin, 9 knot dengan layar.

sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/KRI_Dewaruci